Jelitapos.com || LANGSA -~ Kehadiran dinasti politik monopoli kekuasaan keluarga di daerah adalah sebuah pengabaian prinsip dasar tatanan demokrasi.
Bahwa uang lebih penting daripada kepercayaan rakyat adalah racun yang merusak proses demokrasi,demokrasi yang terluka.
Ketika kepala daerah publik diraih dengan “uang jaminan kemenangan,” ( money politik)konsep integritas, keadilan, dan transparansi tak lebih dari sebuah jargon kosong.atau kata lain isapan jempol belaka.
Praktik politik uang ( money politik) yang dirancang di layar pilkada merusak nilai-nilai etika dan merampas hak rakyat untuk mendapatkan pemimpin yang mereka pilih berdasarkan Kemerdekaan hati nurani.
Selain mengancam integritas pemerintahan, ancaman lain juga menanti: kebijakan publik yang lebih condong menguntungkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Kepala daerah yang terpilih karena “Money Politik” atau serangan fajar besar kemungkinan akan menjadikan kekuasaannya sebagai ladang balik modal, menggiring prioritas kebijakan untuk kepentingan dirinya sendiri atau keluarga dan kelompoknya.
Ketika kepala daerah seorang anak Mafia menduduki kursi, banyak hal yang dipertaruhkan: kebijakan yang bisa memihak kepada kroni – kroni, pembangunan yang berorientasi pada proyek-proyek pribadi, hingga peminggiran masyarakat luas.
Jabatan sebagai kepala daerah pun tidak lagi menjadi amanah buat publik, melainkan modal yang diperjualbelikan demi kelanggengan kekuasaan.
Jurnalis: Medy Pohan.