Menkopolhukam Hadi Tjahjanto saat memberikan paparan di Rapat Koordinasi Kesiapan pemilu Serentak 2024
JelitaPos.com, Makassar–Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menkopolhukam), Hadi Tjahjanto menyampaikan ada 6 komponen yang perlu terlibat aktif dalam menjaga stabilitas, politik, hukum dan keamanan tahapan Pilkada serentak 2024.
Berikut penjelasan 6 komponen yang dimaksud yakni:
– Pertama, kata Hadi bahwa KPU sebagai penyelenggara dan Bawaslu musti netral dan bisa menjamin hak pilih masyarakat.
“Harus on the track terhadap tugas, fungsi dan pengawasan, selain itu harus bertindak netral berintegritas serta menjamin hak pilih setiap masyarakat,” jelas Hadi dalam paparannya pada Rakor penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 di Hotel Claro Makassar, Rabu (26/6).
– Komponen kedua adalah Pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memberikan dukungan fasilitas.
Menjamin ketersediaan anggaran, memberikan jaminan keamanan dan memberikan fasilitasi sebagaimana yang diatur dalam Perundang-Undangan,” ungkapnya
– komponen ketiga lanjut mantan Panglima TNI mengatakan bahwa TNI-POLRI memberikan keamanan dan penyelenggaraan juga memiliki tugas menjaga netralitas dalam perhelatan Pilkada serentak 2024.
“TNI-POLRI, jaga netralitas dalam pelaksanaan Pilkada,” imbuhnya
– keempat kata Hadi yakni peserta pilkada yang musti tertib dalam mendeklarasikan diri di Pilkada nantinya.
“Parpol dan Paslon dapat mendeklarasikan komitmen taat prosedur, serta mengikuti proses pemilihan dengan baik, tidak dengan praktek kecurangan,” katanya.
– kelima lanjut Hadi, adalah insan pers sangat memiliki peran sentral dalam melakukan pemberitaan yang akurat dan faktual.
“Tentunya terkait tentang pemberitaan Pilkada 2024, menjaga pemberitaan yang akurat dan berimbang,” ungkapnya
– Terakhir kata Hadi adalah keterlibatan masyarakat dalam menjaga stabilitas pelaksanaan pilkada serentak nantinya.
“Yang terpenting adalah masyarakat, tokoh agama menjaga dan ikut serta mengawasi jalannya tahapan Pilkada dan tidak mudah terprovokasi dengan berita yang ada dan belum jelas kebenarannya.
“Apabila ada berita yang belum pasti kebenarannya, agar dikroscek dulu atau bisa langsung ditanyakan langsung sama yang bersangkutan,” ucapnya, (suardi)