Jelitapos.com||Pasaman dinas PUPR Kabupaten Pasaman, melalui Kepala Bidang Bina Marga (BM) Didi ST menjelaskan bahwa, gorong-gorong yang pecah dan hancur di ruas jalan Lundar – Kuamang Nagari Panti Timur, Kecamatan Panti, sudah pernah ditangani pada April 2024 lalu, atau jelang idul fitri kemaren.
“Penanganannya memang tidak permanen, hanya bersifat sementara, menggunakan material batang kelapa. Namun saat itu sudah bisa dilewati mobil, termasuk kendaraan jenis truk dan bus,” ujar Didi di ruang kerjanya, Senin (03/05/24).
Penjelasan itu disampaikan Kabid BM, terkait pemberitaan media online tentang jalan putus di Jorong Katimahar yang sempat viral di media sosial beberapa hari lalu.
Didi mengatakan, kendati darurat namun jembatan batang kelapa itu cukup kuat dan diperkirakan bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama.
“Konstruksinya diikat dengan rantai besi dan dipasangi paku. Jadi, bila tidak ada gangguan diluar teknis, diprediksi bisa bertahan hingga beberapa bulan ke depan,” ujar Didi.
Sementara itu ditempat terpisah, Wali Nagari Panti Timur Esgianto saat dimintai keterangan membenarkan kondisi jalan yang rusak dan mengakui sudah pernah dipasang jembatan darurat. Bahkan, jembatan darurat tersebut sempat ditimbun dan dicor warga agar lebih kuat.
Namun lanjut Esgiyanto, dampak dari pengecoran menyebabkan saluran air dibawah jembatan jadi tersumbat, sehingga lahan persawahan di sisi timur jembatan tidak lagi memperoleh pasokan air dari anak sungai Batang Katimahar.
“Berhubung sekarang sedang musim tanam, pemilik sawah di sekitar lokasi terpaksa membongkar kembali jembatan itu, dan sejak kemaren jalan tersebut tidak bisa dilalui,” terang Wali Panti Timur.
“Video saat pembongkaran inilah yang viral di youtube,” kata Pak Wali
Kemudian, atas inisiatif wali nagari, jorong bersama masyarakat Katimahar, hari Senin tadi dipasangi lagi jembatan batang kelapa yang baru.
“Hari ini kita targetkan selesai dan kembali bisa dilewati kendaraan” kata Wali Nagari optimis.
Sementara itu, Kadis Kominfo Pasaman, Budhi Hermawan usai meninjau lokasi putusnya jalan Lundar – Kuamang jelang maghrib tadi, menyebut secara rinci lebar jalan putus sekitar 2,1 meter, panjang 7,2 meter, dengan kedalaman sekitar satu meter.
Dikatakan, agar jembatan itu bisa permanen, idealnya dipasangi boxculver 0,9 meter sebanyak 8 buah, dengan diameter kolom 80 cm.
“Debit airnya tidak begitu besar, jadi cukup boxculver ukuran 0,8 meter saja. Tapi untuk teknisnya, biar Dinas PUPR saja yang menjelaskan ,” kata Budhi sembari menyebutkan hal itu sudah disampaikannya ke Dinas PUPR Pasaman.
Selanjutnya, mengenai mushalla di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Rimbo Panti, yang juga disorot berita media online, turut dijelaskan Kadis Kominfo.
Budhi mengungkap, mushala itu kondisinya memang dalam keadaan rusak berat dan sama sekali tidak bisa dimanfaatkan sebagai tempat ibadah.
Dia menjelaskan, perihal mushala itu sudah dikonfirmasi langsung ke pihak KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Pasaman.
“Tadi saya sudah bicara dengan Pak Anton, Kepala KSDA Pasaman dan Beliau menyampaikan mushala di TWA Rimbo Panti bukanlah domain nya Pemda Pasaman, tapi masih kewenangan KSDA. kecuali Perjanjian Kerjasama antara KSDA dengan Pemda Pasaman sudah resmi ditanda tangani,” kata Budhi Hermawan.
Memang lanjutnya, kondisi mushala di pinggir jalan lintas sumatera itu sudah sering jadi sorotan publik, lantaran tidak terawa. Tapi keadaan itu bukan karena Pemkab Pasaman tidak peduli, namun tersebab oleh regulasi yang membatasi.
“Lokasinya berada dalam kawasan hutan konservasi cagar alam, jadi tidak bisa begitu saja dipugar atau dibangun. Padahal sudah banyak pihak punya keinginan untuk memperbaikinya,” sebut Kadis Kominfo.
Ikut dijelaskan Budhi mengenai sedekah jumat atau sumbangan sukarela setiap hari jumat di SD 06 Pauah, Lubuk Sikaping, yang sempat dikritisi awak media.
Terkait sedekah subuh, mendapat tanggapan langsung dari Kepala Sekolah SD 06, Eliyusmarti, yang akrab disapa Buk Aji.
Menurut Buk Kepsek, sedekah subuh ini sama halnya dengan sumbangan sukarela para orang tua murid yang dibawa anak sekali seminggu ke sekolah.
“Ini bukan sumbangan anak murid, tapi sedekah orang tua tanpa ada paksaan. Jumlahnya pun terserah, boleh 2000 rupiah dan boleh juga tidak bersekah,” kata Buk Aji.
Selanjutnya mengenai pembangunan atap canopy menggunakan uang sumbangan, juga diakui Kepsek SD 06 Pauah.
Menurut Buk Aji, sumbangan ini sudah disepakati dan disetujui dalam rapat komite sekolah dengan wali murid tahun 2023 lalu.
“Wali murid sangat mendukung rencana tersebut, termasuk sumber dana pembangunan yang diambilkan dari uang sedekah subuh,” tulis Buk Kepsek dalam pesan whatsApp-nya. (Noel)